Minggu, 08 Maret 2015



TRUTH TABLE











Negation
p q ¬p ¬q
TRUE TRUE FALSE FALSE
TRUE FALSE FALSE TRUE
FALSE TRUE TRUE FALSE
FALSE FALSE TRUE TRUE

Conjungtion
p q pΛq
TRUE TRUE TRUE
TRUE FALSE FALSE
FALSE TRUE FALSE
FALSE FALSE FALSE

Disjungtion
p q pvq
TRUE TRUE TRUE
TRUE FALSE TRUE
FALSE TRUE TRUE
FALSE FALSE FALSE

Conditional
p q p®q
TRUE TRUE TRUE
TRUE FALSE FALSE
FALSE TRUE TRUE
FALSE FALSE TRUE

Biconditional
p q p«q
TRUE TRUE TRUE
TRUE FALSE FALSE
FALSE TRUE FALSE
FALSE FALSE TRUE

Media pbm

LOGIKA MATEMATIKA

TUGAS KAPITA SELEKTA MATEMATIKA"LOGIKA MATEMATIKA"




Rabu, 18 Februari 2015

HARAPAN


Disaatku beranjak kesekolah
Ku mulai melangkahkan kaki
Penuh harapan perjuangan
Dalam dimensi kehidupan

Terdiam diriku dengan keadaan buta
Buta angka, buta huruf
Tak dapat menghitung deretan angka
Dan tak dapat pula membaca barisan huruf

            Cita-citaku bagai grafik
Yang akan terus ku ukir naik
Hingga akhirnya vector kehidupan
Mengarah kepada ku

                        Ku tersenyum penuh harapan
                        Belajar dari kuartil terendah
                        Ku tersenyum penuh bangga

                        Ketika mimpi ku menjadi nyata

Selasa, 17 Februari 2015

Video Bahasa Inggris Tentang Pengandaian


cv

CURICULUM VITAE

Data Pribadi
Nama Lengkap            : Sherly Anggraini                    
NIM                            : 06081181419005                                                     
Jenis Kelamin              : Perempuan
TTL                             : Kayuagung, 07 Agustus 1996
Kewarganegaraan       : Indonesia
Status                          : Mahasiswa
Agama                         : Islam
Alamat                        : Jalan Mayor Marzoeki Abdullah LK II RT 02 Kel.Sukadana Kec.Kayuagung Kab.Ogan Komering Ilir, Palembang-Sumatera Selatan, 30611
Telepon/Hp                 : 08978704915
E-mail                          : sherlyanggraini74@gmail.com

Pendidikan
TK       : TK Negeri Pertiwi Kayuagung tahun 2001-2002
SD       : SD Negeri 17 Kayuagung tahun 2002-2008
SMP    : SMP Negeri 1 Kayuagung tahun 2008-2011
SMA   : SMA Negeri 1 Kayuagung tahun 2011-2014

Sedang S1 di Universitas Sriwijaya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program Studi Pendidikan Matematika tahun 2014 

Senin, 16 Februari 2015

Matematika (tidak) Membunuhku


joice-1.jpg
                Terdiam ku disuatu ruangan merenungi kehidupan yang penuh dengan matematika.
 Pelajaran yang menurutku paling sulit yang pernah ku pelajari seumur hidup.
Selama aku sekolah nilai matematika ku tak pernah memuaskan bahkan
 nilai matematikaku membuatku kecewa bahkan dibuatnya malu didepan teman-temanku.

                Tiba-tiba bel masuk telah berbunyi tanda masuk pelajaran matematika di mulai.

                “Selamat pagi anak-anak” Salam Pak Sito selaku guru matematikaku
                “Pagi Pak!!” Sahut kami dengan semangat

                Aku selalu terdiam membisu ketika pelajaran Pak Sito dimulai
bukan karena aku orang nya pendiam tapi aku tak mengerti dengan
apa yang di ajarkan nya dikelas.
               
                “Ina!!” Seperti ada yang memanggil namaku

                Aku masih terdiam dengan lamunan panjangku, meratapi nasibku
yang terlahir dengan sangat bodoh pelajaran matematika. Mungkin pelajaran
lain aku biasa mendapati gelar terpintar tapi untuk matematika
 aku bisa di kata kan mendapatkan gelar terbodoh.

                “Ina” Panggilan kedua untukku
                “Iya??” Jawabku dengan nada lemas
                “Ada apa dengan mu?” ternyata yang memanggilku dari tadi Pak Sito
                “Gak pa…pa… Pak!!”
                “Kalau kamu tidak apa-apa kerjakan tugas yang pertama didepan”
                “Tapi Pak………………..”
                “Gak ada tapi-tapian silahkan maju dan kerjakan”

                Akupun maju berharap ada malaikat yang membantuku untuk mengerjakan nya. Aku sangat membenci matematika semua pikiran negative matematika mengotori pikiranku.
                Aku terdiam didepan kelas tak tau apa yang harus aku lakukan, tak tau apa yanmg harusku tulis untuk menjawab soal Pak Sito yang menurut orang guru paling asyik.

                “Silahkan di jawab”

Keringat membasahi sekujur tubuhku seolah aku baru selesai dari mandi. Aku terus berharap
aka ada yang membantuku untuk mengerjakan tugasku. Waktu terus berlalu tak ada satu suara pun yang terdengar di kelasku. Pak Sito dan teman-temanku terus menunggu jawaban yang akan ku tulis di papan tulis.

                “Ina!! Silahkan di jawab pertanyaannya” Teguran yang kesian kalinya dari Pak Sito
                “iiiii……yaa… Pak” nada gugupku kembali terucap
“Kenapa denganmu padahal itu soal yang paling mudah untuk kamu kerjakan sendiri. Semua temanmu bisa mengerjakan nya kenapa tidak dengan kamu. Apa yang kamu pikirkan? Apakah kamu ada masalah?”
“Gak ada masalah Pak tapi..”

Aku terdiam lagi sambil meratapi kebodohanku, aku bingung kenpa aku bisa sebodoh ini. Aku benci matematika, aku tak suka dengannya, aku kesal, aku muak dengan angka-angka yang tak jelas itu. Kenapa harus ada matematika? Kenapa setiap langkah pasti ada matematika? Aku sangat benci dengannya. MATEMATIKA MEMBUNUHKU!!!

                “Tapi kenapa?” lagi-lagi Pak sito bertanya
                “Aku gak bisa matematika Pak, aku gak ngerti, aku gak paham”
                “Itu soal sangat mudah hampir setengah jam kamu gak tulis satu angka pun di papan, selama ini apa yang kamu lakukan selama pelajaran Bapak berlangsung bukankah kamun selalu hadir dikelas” nada kecewa yang dilontarkan Pak Sito kepadaku
                “Aku gak tau Pak kenapa aku bisa sebodoh ini”
                “Kamu tak bodoh, banyak guru mata pelajaran lain nya yang memuji kepintaranmu banyak pula yang mengakui kepintaranmu. Semua guru mengacungkan jempolnya untukmu tapi sebenarnya bapak kecewa dengan kamu. Bapak ingin sekali membuktikan kata-kata guru yang lain yang mengatakan kamu pintar, kamu berprestasi tapi selama itu bapak belum bisa mendapatkan bukti”
               
                “Teng..teng..teng!!” bel berbunyi tanda waktu belajarpun berakhir

                Aku masih bingung kenapa aku bisa jadi seperti ini, bukan kah orangtuaku selalu mengajariku tapi kenapa aku jadi seperti ini. Kata-kata Pak Sito emang benar tapi harus gimana lagi aku emang bodoh aku gak bisa di andalkan. Selama perjalanan pulangku aku terus memikirkan kata-kata Pak Sito hingga akhirnya gak ketauan udah sampai didepan rumah.

                “Assalamualaikum”sambil aku mengetok pintu
                “Walaikumsalam” terdengar suara ayahku yang biasa nya pulang malam
                “Ina!!” suara bentakkan ayahku
                “Iya yah! Kenapa? Ada apa?”
                “Ayah malu oleh kamu. Barusan pihak sekolah menghubungi Ayah kalau kamu di sekolah nilai matematika nya gak pernah tuntas. Apa benar?”
                “Iya… yah benar” sambil menundukan kepala
                “Kenapa sampai gak pernah tuntas sih? Selama ini kamu gak pernah bikin ayah kecewa. Kamu selalu jadi juara berbagai bidang tapi kenapa dengan matematika kamu seperti ini?”

                Ekspresi kecewa yang di tunjukan ayah membuatku sedih. Matematika tidak hanya membuatku malu tapi membuat Ayah,Ibu, Pak Sito bahkan teman-temanku ikut malu karena nilai matematika. Sungguh matematika membunuhku.

                “Ayah ingin kamu ikut kursus tambahan” nada tegas ayahku
                “Tapi Yah??” aku menolaknya
                “Tak ada tapi-tapian jika kamu ingin ayah bangga kamu harus buktikan, kamu harus ikut kursus dan ayah akan carikan guru privat yang paling hebat dan yang paling mahal untuk kamu, dan kamu tak bisa menolaknya”
                “Baik yah, Ina mau ikut”

***

                Berbulan-bulan aku ikut kursus dengan guru yang mengasyikan hingga akhirnya aku dibuat jatuh cinta dengan matematika. Aku mulai suka dengannya tiap hari aku selalu bersemangat jika bertemu dengan pelajaran matematika. Dulu aku emang benci tapi setelah aku mendapatkan guru yang bisa buat aku jatuh cinta dengan matematika aku pun senang. Kini ada perubahan drastis yang ku alami.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXRBJBxz48Zf7w_B7sbPlzeMXAReWde1CddZGnS5cw_mbfGM-YnT8au98Iv8BS8IKQx4vfQhHMN2scmLjf2oEErJNYIx3mvj1RlRhNRz9ulB3lsczE4hlpNiYs2snLS0Qyo9iDO59ietk/s200/belajar+menyenangkan.jpg

                “Untuk mencintai matematika kamu harus bisa mencintai guru nya apabila kamu sudah bisa mencintainya kamu bakal bisa mencintai matematika” ujar Miss Anita selaku guru privatku
                “Tapi aku telah lakuin nya miss, tapi masih gak bisa”
                “Banyak hal yang bisa membuat seseorang membenci matematika, mungkin orang menganggap matematika monster bahkan ada juga yang menganggap matematika bisa membunuh. Jika matematika bisa membunuh, miss dari kemarin-kemarin udah mati terbunuh. Apa kamu pernah dengar ada orang yang mati terbunuh gara-gara matematika. Gak ada kan? Jadi kamu harus buang pikiran negative mu tentang matematika jika kamu terus bepikir negative kamu tidak bakal bisa menerima bahkan mencintai matematika”

                Nasihat Miss Anita membuatku sadar bahwa matematika (tidak) membunuh. Aku juga tidak pernah mendengar orang mati karena matematika. Bahkan matematika pelajaran yang paling seru, menantang, dan buat penasaran. Kini aku mencintai matematika pelajaran yang dulu membuatku malu kini berubah menjadi pelajaran yang membuat orang bangga denganku.
                Pak Sito pun percaya jika aku emang bisa mendapatkan gelar terpintar, kini semua orang bangga terutama Ayahku tak sia-sia dia mencarikan guru privat mahal untukku. Sekarang matematika (tidak) membunuhku.






PEND. MATEMATIKA
SHERLY ANGGRAINI
FKIP UNSRI 2014